Sel. Nov 25th, 2025
Pemprov Sumsel Manfaatkan Penyuluh Kesehatan Edukasi Cegah Stunting

Pilar Narasi — Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) memanfaatkan penyuluh kesehatan yang ada di 17 kabupaten dan kota guna mengedukasi masyarakat mengenai cara pencegahan kasus kekerdilan atau gangguan tumbuh kembang pada anak akibat kekurangan gizi kronis (stunting).

“Penyuluh kesehatan diharapkan dapat mengedukasi masyarakat dan meningkatkan pemahaman mereka mencegah kasus stunting di lingkungan keluarganya dan pemukimannya,” kata Wakil Gubernur Sumsel Cik Ujan di Palembang, Sabtu.

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemprov Sumsel) terus memperkuat langkah mencegah dan menurunkan angka stunting melalui berbagai strategi yang melibatkan kolaborasi lintas sektor. Salah satu strategi yang kini menjadi sorotan adalah pemanfaatan tenaga penyuluh kesehatan untuk memperluas edukasi kepada masyarakat, terutama keluarga yang memiliki balita maupun ibu hamil. Langkah ini dinilai sebagai pendekatan langsung yang efektif, mengingat penyuluh kesehatan memiliki peran penting sebagai garda terdepan dalam memberikan sosialisasi dan pendampingan di lapangan.

Stunting selama ini menjadi salah satu persoalan Kesehatan yang masih membayangi sejumlah daerah di Indonesia, termasuk Sumsel. Kondisi yang ditandai oleh gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis ini bukan hanya berdampak pada tinggi badan anak, tetapi juga mempengaruhi kecerdasan, produktivitas, dan kualitas hidup masa depan.

Penyuluh Didorong Terjun Langsung ke Masyarakat

Dalam berbagai kesempatan, Pemprov Sumsel menekankan bahwa program edukasi tidak boleh hanya berhenti pada seremonial atau informasi sepintas. Karena itu, penyuluh kesehatan diminta untuk terjun langsung ke desa, kelurahan, hingga komunitas terkecil agar pesan pencegahan dapat diterima dan dipahami masyarakat secara menyeluruh. Mereka bertugas memberikan penyuluhan mengenai gizi seimbang, layanan kesehatan ibu dan anak, pentingnya imunisasi, pola asuh, serta sanitasi dan higiene.

Menurut pemerintah daerah, edukasi langsung dinilai jauh lebih efektif karena masyarakat bisa berdialog, bertanya, dan mendapatkan pemahaman yang tepat sesuai kondisi masing-masing wilayah. Selain itu, pendekatan ini bukan hanya memberikan informasi, tetapi juga mengubah kebiasaan dan pola konsumsi keluarga, yang sering menjadi akar utama permasalahan stunting.

Melibatkan Ibu Hamil dan Calon Pengantin

Program pencegahan stunting yang dilakukan Pemprov Sumsel tidak hanya menyasar keluarga yang sudah memiliki balita, tetapi juga diperluas untuk menjangkau ibu hamil dan bahkan calon pengantin. Hal ini dilakukan karena stunting dapat dicegah sejak periode 1.000 hari pertama kehidupan, termasuk sejak masa prakonsepsi.

Dalam pendampingannya, penyuluh kesehatan memberikan konseling mengenai kebutuhan nutrisi ibu hamil, suplemen zat besi, pentingnya pemeriksaan rutin ke posyandu, hingga kesiapan fisik dan mental calon ibu dalam menghadapi kehamilan. Pemerintah menilai bahwa semakin cepat intervensi dilakukan, semakin besar peluang menurunkan risiko stunting sejak dini.

Pemprov Tingkatkan Kerja Sama Lintas Stakeholder

Selain memanfaatkan tenaga penyuluh, Pemprov Sumsel juga memperkuat sinergi dengan berbagai pihak, mulai dari Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Puskesmas, organisasi profesi, akademisi, hingga tokoh masyarakat. Kolaborasi ini dianggap penting karena penyuluh kesehatan saja tidak bisa bekerja sendiri. Upaya menekan stunting membutuhkan pendekatan multidimensi yang mencakup aspek kesehatan, sosial, ekonomi, pendidikan, hingga pengelolaan program bantuan langsung.

Pemerintah juga menggandeng perangkat desa, PKK, kader posyandu, hingga tokoh agama untuk memperkuat literasi kesehatan masyarakat. Dengan pendekatan kolaboratif, informasi tidak hanya sampai kepada keluarga sasaran, tetapi juga melibatkan dukungan lingkungan sekitar.

Pentingnya Perubahan Pola Makan dan Gizi Seimbang

Salah satu tantangan utama pencegahan stunting di Sumsel adalah masih adanya keluarga yang kurang memahami pentingnya gizi seimbang. Penyuluh kesehatan menyampaikan informasi mengenai pola konsumsi yang tepat, tidak hanya bergantung pada lauk mahal, tetapi memaksimalkan bahan pangan lokal tinggi protein yang mudah dijangkau. Edukasi ini penting karena banyak kasus stunting bukan disebabkan ketidaktersediaan makanan, tetapi kurangnya pengetahuan mengenai menu seimbang bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.

Selain itu, program edukasi juga mendorong keluarga untuk rutin memberikan makanan tambahan bergizi, memantau tumbuh kembang anak di posyandu, serta memahami tanda-tanda dini masalah kesehatan yang memerlukan tindakan cepat.

Posyandu Jadi Basis Pemantauan Pertumbuhan Anak

Pemerintah menegaskan bahwa posyandu memiliki peran besar sebagai pusat pemantauan pertumbuhan anak di tingkat desa dan kelurahan. Karena itu, kegiatan penyuluh kesehatan banyak dilakukan melalui posyandu agar masyarakat bisa mendapatkan informasi, layanan pemeriksaan, imunisasi, hingga konseling gizi di satu tempat. Pemprov Sumsel juga mendorong digitalisasi data agar pertumbuhan anak dapat dipantau lebih terukur dan cepat ditindaklanjuti jika ditemukan indikasi stunting.

Dengan pemantauan rutin, keluarga yang memiliki balita berisiko tinggi akan lebih cepat mendapatkan pendampingan, layanan medis, maupun intervensi pangan untuk mengatasi persoalan gizi.

Sebaran Kasus Stunting Terus Dipantau

Hingga kini pemerintah terus memperbarui data sebaran kasus stunting di Sumsel melalui survei berkala dan laporan dari tenaga kesehatan di daerah. Dengan data yang akurat, intervensi dapat dilakukan lebih tepat sasaran sesuai kondisi daerah. Beberapa wilayah yang masih memiliki angka stunting cukup tinggi menjadi prioritas dalam penempatan tenaga penyuluh, percepatan pemberian makanan tambahan, serta pendampingan keluarga secara intensif.

Pemerintah berharap langkah ini mampu menekan angka stunting secara berkelanjutan dan bukan hanya bersifat sementara. Strategi berbasis data juga dinilai penting untuk menyusun rekomendasi program yang lebih efektif di masa depan.

Dukungan Pemerintah Pusat dan Pendanaan

Program penurunan stunting di Sumsel juga memperoleh dukungan dari pemerintah pusat, baik dalam bentuk regulasi, bantuan anggaran, insentif program, hingga pelatihan tenaga penyuluh. Pemerintah daerah berupaya memaksimalkan manfaat bantuan tersebut melalui distribusi program yang merata hingga tingkat wilayah paling terpencil.

Dengan pendanaan terpadu, program pencegahan stunting tidak hanya mengandalkan sektor kesehatan, tetapi juga mencakup perbaikan sanitasi, penyediaan air bersih, peningkatan pendapatan keluarga, dan pemenuhan asupan gizi tambahan bagi keluarga yang membutuhkan.

Mengubah Kebiasaan dan Membangun Kesadaran

Penyuluh kesehatan menjadi ujung tombak dalam mengubah pola pikir masyarakat mengenai pentingnya mencegah stunting. Masyarakat diajak memahami bahwa stunting tidak bisa dibiarkan, karena berdampak pada masa depan anak dan kualitas sumber daya manusia. Edukasi yang terus dilakukan diharapkan mampu membangun kesadaran kolektif, sehingga keluarga, lingkungan, dan pemerintah bergerak bersama menurunkan stunting secara nyata.

Melalui pemanfaatan penyuluh kesehatan sebagai agen edukasi utama, Pemprov Sumsel menunjukkan komitmen kuat dalam menekan angka stunting secara sistematis. Dengan pendekatan langsung kepada masyarakat, pendampingan intensif, sinergi lintas sektor, serta pemantauan pertumbuhan yang terukur, program ini diharapkan mampu menghasilkan perubahan nyata dan berkelanjutan. Pencegahan stunting bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama untuk memastikan generasi Sumsel tumbuh lebih sehat, cerdas, dan berkualitas di masa depan.

By admin