Ada kalanya dokter menggunakan pencitraan diagnostik untuk meminimalkan kemungkinan rasa sakit dan mendiagnosa kondisi tertentu dengan lebih akurat. Biasanya, metode ini termasuk dalam pemeriksaan rontgen yaitu yang menggunakan radiasi, medan magnet, gelombang suara dan zat radioaktif. Tujuannya untuk melihat kondisi organ dalam pasien, untuk mengetahui bagaimana reaksi tubuh pasien terhadap metode pengobatan yang dilakukan, untuk mengecek apakah pasien memiliki penyakit lain.
Ada beberapa jenis pencitraan diagnostik yang sering digunakan tergantung pada bagian tubuh yang ingin diperiksa, seperti: rontgen, CT dan MRI. Biar nggak bingung, yuk simak perbedaan ketiga jenis visualisasi di bawah ini.
1. Rontgen atau x-ray itu adalah modalitas pencitraan diagnostik paling umum yang menggunakan paparan minimal untuk menghasilkan gambar bagian dalam tubuh.
Metode X-ray atau sinar-X biasa digunakan untuk melihat dan diagnosis penyakit tulang degenerasi, patah tulang, dislokasi, infeksi dan tumor. Dosis radiasi hanya diberikan dalam jumlah kecil.
Saat melakukan pemeriksaan x-ray, mesin akan mengirimkan gelombang radiasi elektromagnetik sebentar ke tubuh untuk memindai keadaan tubuh bagian dalam. Radiasi yang diserap oleh setiap bagian tubuh akan berbeda. Hal inilah yang kemudian menyebabkan hasil rontgen menunjukkan perbedaan warna dari putih, abu-abu hingga hitam.
2. Computed tomography adalah pengembangan sinar-x, yang memungkinkan Anda mendapatkan gambar organ dalam yang tidak dapat dijelaskan menggunakan sinar-x.
Teknologi Pindai CT scan atau computed tomography sangat sensitif untuk mendeteksi penyakit pada jaringan lunak tubuh, seperti otak, hati, pembuluh darah, dan lebih mudah dideteksi. diagnosis kanker, penyakit jantung, radang usus buntu, penyakit otot dan tulang, cedera dan penyakit menular. Beberapa bagian tubuh yang sering diperiksa dengan CT scan antara lain kepala, paru-paru, jantung, perut, panggul, dan tulang.
Selama pemeriksaan CT scan, Anda akan diminta untuk berbaring di tempat tidur yang secara otomatis terlipat dan terbuka. Ahli radiologi akan memposisikan tubuh Anda dengan benar sehingga bagian tubuh yang diperiksa dapat terpindai dengan jelas.
3. MRI menggunakan magnet dan gelombang radio yang kuat untuk menghasilkan gambar organ, tulang, dan jaringan tubuh yang detail dan dalam.
MRI (Pencitraan resonansi magnetik) biasa digunakan untuk penelitian yang berkaitan dengan otak dan sumsum tulang belakang, jantung, pembuluh darah, tulang, sendi, jaringan lunak dan organ lainnya. Untuk meningkatkan keakuratan gambar, terkadang diperlukan pewarna khusus (kontras), yang disuntikkan melalui pembuluh darah.
Setelah semua persiapan dilakukan, pasien dibaringkan di atas tempat tidur datar yang dapat diposisikan sesuai dengan kebutuhan pemindaian. Tubuh pasien ditempatkan dalam tabung panjang dengan lubang di kedua ujungnya. mesin MRI akan mulai memindai menggunakan kekuatan magnet dan gelombang radio untuk mendapatkan gambar tubuh yang detail dan dalam.
Setiap tindakan itu baik X-ray, CT atau MRI, memiliki risiko terhadap kesehatan pasien, terutama wanita hamil. Oleh karena itu, pemeriksaan fisik rinci diperlukan sebelum melakukan pencitraan diagnostik. Semoga info ini membantu, ya!