Saat ini trend penggunaan henna semakin meluas tidak hanya untuk melukis tangan di hari-hari khusus, henna juga sering digunakan untuk mewarnai kuku dan rambut, atau tato temporer untuk gaya. Walaupun banyak orang yang beranggapan bahwa henna itu alami dan aman untuk digunakan, namun Anda tetap perlu berhati-hati sebelum membuat tato henna. Selain itu, ada pernyataan dari Akademi Dermatologi Amerika bahwa tato henna bisa menimbulkan reaksi alergi, seperti dilansir di laman tersebut nbknews. Henna yang dimaksud dicampur dengan bahan kimia berbahaya.
Agar lebih waspada, berikut cara membedakan henna alami asli dari henna berbahaya dengan campuran bahan kimia. Dengarkan baik-baik, bagus!
1. Bentuk atau tekstur; Henna natural biasanya dikemas dalam bentuk bubuk, henna cair lebih beresiko tercampur bahan kimia.
Biasanya, henna alami ini dikemas dalam bentuk bubuk cair dengan berbagai bahan alami seperti teh pekat, air lemon, bahkan sejenis cairan kayu putih untuk membantu menghasilkan warna yang kuat, pekat, dan hasil yang lebih tahan lama. Namun kini semakin banyak beredar henna dalam bentuk gel atau pasta yang dikemas dalam kerucut serta wadah kecil siap pakai.
Perlu diingat bahwa henna berbentuk cairan yang tidak kental seperti pasta dan bisa langsung digunakan. Henna cair jenis ini lebih mudah dicampur dengan bahan kimia lain untuk mendapatkan warna yang lebih pekat. Karena bentuknya yang cair, teknik applique tidak lagi dipotong, melainkan digambar.
2. Komposisi atau isinya; Henna yang mengandung paraphenylenediamine (PPD) membutuhkan kehati-hatian saat menggunakannya.
Henna alami dibuat dengan menggunakan bahan-bahan herbal seperti bubuk henna (Lawsonia inermis) yang dicampur dengan perasan jeruk lemon, Minyak esensial dan gula. Sedangkan henna yang beresiko alergi biasanya mengandung paraphenylenediamine (PPD) yang biasa disebut dengan coal tar.
PPD sendiri biasa digunakan dalam campuran produk pewarna rambut. Senyawa ini memberikan warna hitam pekat pada henna dengan tekstur lebih kental dan efek tahan lama. Bagi sebagian orang dengan kepekaan khusus, produk berbahan PPD ini dapat menimbulkan reaksi alergi. Gejala mungkin termasuk ruam, gatal, radang, keloid, lecet pada kulit, dan jaringan parut yang membentuk kelegaan di sekitar kulit. Konsekuensi paling berbahaya adalah kanker pada sistem pernapasan, hati, dan darah.
Jadi, saat membeli produk apa pun, luangkan waktu untuk membaca daftar bahan untuk melihat bahan apa saja yang terkandung di dalamnya. Tahan godaan keunggulannya, maka kita akan melupakan efek sampingnya.
3. Berikut warna bahan yang dihasilkannya; Henna alami menghasilkan warna-warna cerah dari oranye hingga merah-coklat. Sedangkan henna hitam kemungkinan besar mengandung PPD.
Sekadar informasi, warna asli yang didapat dari henna natural, Cokelat kemerahan atau jingga, yang cenderung merah kecokelatan. Setelah diaplikasikan, henna mengering dan rontok, meninggalkan warna semi-kuning-oranye pada kulit, warna ini menjadi gelap (teroksidasi) menjadi coklat kemerahan dalam waktu 48 jam. Warna akhir ini bergantung pada sifat kimia kulit atau tubuh pemakainya, orang yang berbeda mungkin memiliki tingkat warna yang berbeda. Belum lagi apakah ada perbedaan merk henna yang digunakan.
Jika ada warna lain, seperti hitam atau warna gelap lainnya, berarti henna mengandung pewarna rambut hampir 100%. Biasanya saat dipakai, henna tetap hitam baik saat diaplikasikan maupun setelah rontok atau menetap beberapa saat.
4. Waktu pengeringan Henna; Henna alami mengering lebih lama, sedangkan henna dengan senyawa kimia lebih cepat kering.
Segala sesuatu yang alami membutuhkan waktu untuk bereaksi, tidak seperti produk kimia yang dapat membuat perbedaan secara instan atau sangat cepat. Bubuk tanaman Henna biasanya berwarna hijau dan berubah warna menjadi merah kecokelatan bila dicampur dengan air. Sampai tahap ini, henna cukup aman untuk digunakan.
Setelah mengaplikasikan henna alami, proses pengeringan memakan waktu 6 hingga 8 jam. Setelah kering, warnanya tidak hilang secara spontan, tetapi hilang dalam waktu 24-48 jam. Warna henna akan lebih terang, dan daya tahannya di kulit bisa sampai 10 hari. Tentu saja, itu tergantung bagaimana setiap henna disiapkan.
Henna berbahan kimia tidak cepat kering, warnanya akan muncul hanya dalam beberapa menit. Hal inilah yang membuatnya tidak aman untuk kulit, karena diperlukan zat aditif atau bahan kimia campuran untuk menghilangkan warna secara cepat dan instan.
5. Bau; Henna alami berbau seperti jamu atau tumbuhan kering, sedangkan henna buatan berbau seperti bahan kimia yang kuat.
Selain tekstur, warna dan proses pengaplikasiannya, keaslian henna juga bisa ditentukan dari baunya. Jika berbau jamu, jamu, rumput potong atau sejenisnya, maka henna tersebut asli alami. Namun, jika berbau bahan kimia yang keras dan tidak enak, jauhi saja.
6. Tes sensitivitas kulit; Henna alami tidak akan menyebabkan reaksi kulit apapun selain perubahan warna, henna kimiawi akan menyebabkan reaksi alergi atau iritasi.
Karena setiap orang memiliki jenis kulit yang berbeda, disarankan untuk menguji kepekaan kulit Anda sebelum menggunakannya.
Trik : Oleskan sedikit tinta henna ke permukaan tangan atau kulit belakang telinga, tunggu sekitar 30 menit hingga mengering atau rontok. Cari reaksinya, jika tidak menunjukkan tanda-tanda masalah, tetap gunakan. Namun jika terjadi reaksi alergi atau iritasi seperti gatal, rasa panas, atau kemerahan pada kulit, segera hentikan pemakaian. Ini berarti kulit Anda tidak bisa mentolerir bahan henna.
7. Terakhir, bedakan antara henna untuk pewarnaan rambut dan henna yang khusus digunakan untuk mewarnai dan mewarnai kulit.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, henna masih sering digunakan untuk mewarnai kulit, kuku, dan rambut. Namun, ada baiknya juga menggunakannya secara sembarangan. Lihat dulu spesifikasi di kemasannya, untuk kulit, kuku atau rambut? Jika tidak ada dalam daftar atau tertulis bahwa henna tidak dirancang khusus untuk area tubuh tertentu, tetapi dapat digunakan baik pada kulit maupun pada kuku dan rambut, coba cari tahu komposisinya dengan membaca komposisi pada kemasan.
Henna yang mengandung PPD biasanya untuk rambut, jadi hindari kontak kulit. Toh, struktur rambut dan kulit kita berbeda. Jadi jangan gunakan produk rambut pada kulit Anda, dan sebaliknya.
Satu lagi saran, sebaiknya jangan menggunakan jasa pembuatan tato temporer yang sering berkeliaran di tempat-tempat wisata karena bisa saja menggunakan henna hitam yang bisa menimbulkan alergi. Jangan sampai kecantikan henna melumuri kulitmu juga, ya!