Pilar Narasi — Di tahun 2025, peta investasi ekonomi kreatif Indonesia mengalami perubahan signifikan. Sektor aplikasi tercatat menjadi yang paling diminati investor, melampaui industri fesyen yang selama bertahun-tahun menjadi penggerak utama sektor kreatif nasional. Tren ini menandakan bahwa transformasi digital tidak hanya mengubah gaya hidup masyarakat, tetapi juga arah permodalan dan strategi bisnis pelaku usaha.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyebutkan bahwa sektor aplikasi, termasuk software, platform digital, dan layanan berbasis teknologi, menunjukkan pertumbuhan nilai investasi yang lebih cepat dibanding subsektor kreatif lainnya. Kenaikan ini didorong oleh tingginya adopsi digital, berkembangnya startup teknologi, serta meningkatnya ketergantungan masyarakat pada layanan digital pasca pandemi.
Salah satu alasan sektor aplikasi begitu diminati adalah kemampuannya menjawab perubahan pola konsumsi publik yang kini lebih mengandalkan teknologi. Masyarakat Indonesia semakin terbiasa menggunakan aplikasi untuk hampir setiap kebutuhan, mulai dari:
- Transportasi,
- Pendidikan,
- Belanja,
- Perbankan digital,
- Kesehatan,
- Hiburan,
- Produktivitas kerja.
Layanan digital menjadi ruang ekonomi baru yang berkembang cepat. Investor melihat bahwa sektor aplikasi memiliki potensi skalabilitas tinggi, biaya ekspansi rendah, dan peluang pertumbuhan pasar yang luas — mulai dari kota besar hingga daerah pelosok.
Sampai memasuki kuartal kedua 2025, nilai investasi yang mengalir ke sektor aplikasi tumbuh dua digit dibanding tahun sebelumnya. Sementara itu, sektor fesyen tetap menunjukkan pertumbuhan positif, namun pertumbuhannya berada di bawah sektor teknologi kreatif.
Sektor fesyen selama ini menjadi penyumbang lapangan kerja terbesar dan menyumbang banyak pelaku UMKM. Namun dalam hal permodalan besar, investor saat ini lebih tertarik pada bisnis yang mampu berkembang cepat, efisien, dan mampu menjangkau pasar luas hanya dengan infrastruktur digital.
Pertumbuhan aplikasi juga selaras dengan tren global, di mana ekonomi digital menjadi fokus permodalan dunia. Investor menilai bahwa industri aplikasi bukan hanya menawarkan keuntungan finansial, tetapi juga berpotensi meningkatkan daya saing ekonomi nasional.
Pemerintah turut memainkan peran penting dalam pertumbuhan sektor aplikasi. Sejumlah kebijakan disiapkan untuk memperkuat ekosistem digital, antara lain:
- Program pelatihan talenta digital di seluruh Indonesia,
- Dukungan pembiayaan startup tahap awal,
- Penguatan infrastruktur jaringan internet,
- Kemudahan perizinan perusahaan digital baru,
- Kolaborasi pemerintah-swasta dalam pengembangan inkubator bisnis.
Dengan dukungan kebijakan tersebut, sektor aplikasi menjadi semakin siap menyerap investasi dan mengembangkan produk-produk inovatif yang mampu bersaing di pasar lokal maupun internasional.
Kontribusi terbesar sektor aplikasi datang dari sub-ekosistem startup teknologi. Ledakan startup berfokus pada:
- Artificial Intelligence,
- Internet of Things,
- Logistic digital,
- Fintech,
- Edutech,
- Healthtech,
- Gaming dan mobile entertainment.
Startup-startup tersebut berhasil menarik perhatian venture capital (VC) nasional maupun asing. Banyak VC meningkatkan investasi untuk memperkuat fondasi transformasi digital Indonesia. Investor melihat bahwa masyarakat Indonesia memiliki traffic digital besar yang mampu menghasilkan monetisasi jangka panjang, menjadi alasan kuat kenapa startup aplikasi begitu cepat berkembang.
Meski tersalip sektor aplikasi dalam nilai investasi, pelaku industri fesyen tetap mampu menunjukkan ketahanan. Industri ini masih menjadi salah satu sektor dengan jumlah pelaku usaha terbesar di sektor kreatif, khususnya UMKM.
Namun perubahan pola belanja masyarakat memaksa pelaku fesyen melakukan transformasi. Banyak merek fesyen kini memanfaatkan:
- E-commerce,
- Live selling,
- Desain digital,
- Fashion AI editor,
- Virtual fitting,
- Data personalization.
Strategi teknologi ini menjadi cara agar mereka tetap kompetitif di tengah disrupsi digital. Beberapa merek lokal juga mulai menggandeng startup untuk pengelolaan supply chain, inventory, hingga pemasaran berbasis analitik.
Generasi muda menjadi faktor penting dalam perubahan arah investasi. Gen Z dan milenial merupakan kelompok paling aktif dalam ekosistem digital — menggunakan aplikasi untuk social commerce, game, hiburan, maupun urusan profesional.
Mereka lebih memilih:
- Pengalaman digital cepat,
- pelayanan real-time,
- akses informasi instan,
- transaksi digital tanpa kontak fisik.
Ketika generasi muda menjadi mayoritas pasar, investor mengikuti pola belanja mereka. Hal ini membuat sektor aplikasi jauh lebih menarik dibanding sektor berbasis fisik seperti fesyen.
Meski industri fesyen masih menyerap tenaga kerja besar, sektor aplikasi dan startup kini mulai menciptakan gelombang baru peluang kerja, antara lain:
- Software engineer,
- Data scientist,
- UI/UX designer,
- Digital marketing specialist,
- Game developer,
- AI engineer,
- Cloud architect.
Pertumbuhan lapangan kerja ini juga mendorong pendapatan baru bagi keluarga Indonesia serta mempercepat digitalisasi ekonomi dari pusat sampai daerah.
Sektor aplikasi diperkirakan masih akan memimpin dalam penyerapan investasi ekonomi kreatif hingga 2026. Faktor pendukungnya antara lain:
- Transformasi digital yang belum mencapai titik jenuh,
- Potensi pasar digital Indonesia yang sangat besar,
- Tuntutan bisnis yang semakin mengarah ke efisiensi berbasis teknologi,
- Ekspansi startup ke sektor-sektor baru seperti pemerintahan, edukasi daerah, dan UMKM.
Namun pemerintah juga tetap mendorong keseimbangan agar subsektor lain seperti fesyen, kriya, kuliner, pertunjukan, dan perfilman tetap mendapatkan ruang tumbuh melalui dukungan pembiayaan, pelatihan, hingga kemitraan bisnis.
Tahun 2025 menjadi titik perubahan besar dalam peta investasi ekonomi kreatif Indonesia. Sektor aplikasi berhasil menyalip fesyen sebagai penerima investasi terbesar, didorong oleh akselerasi digital, regulasi pendukung, dan tingginya pertumbuhan startup teknologi. Meski demikian, sektor fesyen tetap relevan dan kini ikut bergerak mengikuti arus transformasi digital.
Dengan fondasi ekosistem teknologi yang semakin kuat, Indonesia memasuki era ekonomi kreatif baru yang lebih inovatif, inklusif, dan berdaya saing global.
