Berbahaya dan tidak efektif

Di tengah pandemi Covid-19 yang semakin hari semakin heboh, banyak upaya “disinfeksi” dilakukan dari berbagai kalangan. Dari pemerintah daerah atau kota yang sedang mensterilkan wilayahnya dengan semprotan disinfektan, hingga masyarakat yang sibuk membuat cairan disinfektan dengan tangan sendiri (Anda dapat melihat resep cairan pembersih yang direkomendasikan oleh layanan kesehatan di halaman Hipwee ini). Sebagian besar cairan disinfektan tersebut mengandung campuran alkohol atau klorin yang dinilai efektif membunuh virus corona yang dapat menempel dan hidup di berbagai permukaan.

Baik itu di permukaan seperti meja, handphone atau benda-benda di sekitar, namun kini banyak orang yang menyemprotkan cairan disinfektan langsung ke tubuh. Diprakarsai oleh beberapa instansi dan pemerintah kota melalui bilik sterilisasi atau bahkan penyemprotan secara langsung semprotan semacam penyemprot pupuk. Organisasi Kesehatan Dunia WHO, melihat maraknya praktik ini di Indonesia, telah memperingatkan bahwa penyemprotan disinfektan ke seluruh tubuh sangat berbahaya bahkan tidak efektif.

Pada dasarnya semprotan disinfektan yang biasanya mengandung alkohol atau kaporit hanya bisa digunakan untuk mensterilkan permukaan benda yang sering disentuh. jangan disemprotkan langsung ke kulit manusia. Masih banyak orang yang seolah-olah tersesat, padahal paparannya justru bisa berbahaya. Apakah Anda ingin tahu betapa berbahayanya itu? Membacanya…

1. Akibat paling umum adalah peradangan kulit.

Pengelupasan kulit melalui www.shefinds.com

Bentuk peradangan yang sering dikeluhkan adalah kulit kering, pecah-pecah, meradang, dan gatal. Kondisi tersebut akan semakin parah jika terdapat luka terbuka pada kulit. Ini karena campuran senyawa kimia dapat menyebabkan reaksi alergi dan iritasi. Jadi, saat kulit mulai terasa gatal, perih dan memerah, sebaiknya segera bilas dengan air mengalir. Setelah itu, gunakan obat antiradang untuk mencegah infeksi berlanjut.

2. Jika bercampur dengan mata, dapat menyebabkan iritasi.

mengganggu mata melalui www.alsat-m.tv

Kalaupun jumlahnya tidak banyak, campurannya bisa menyebabkan iritasi berupa mata merah, kering, dan meradang. Lebih buruk lagi, dr. Arini Astasari Widodo, SpKK, menyatakan cairan disinfektan dapat menyebabkan luka kimiawi pada mata yang dapat menyebabkan kerusakan pada kornea, melansir laman Medcom. . Dalam jangka panjang, campuran bahan kimia ini dapat menyebabkan terbentuknya jaringan parut di kornea mata, yang berujung pada kebutaan.

3. Dua senyawa kimia juga bisa menyebabkan gangguan pernapasan.

masalah pernapasan melalui www.pranaair.com

Peluncuran halaman CNN Sekjen Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI), Berry Juliandi, melaporkan alkohol, klorin dan H2O2 sebenarnya bersifat karsinogenik dalam jangka panjang bila terhirup melalui sistem pernapasan manusia. Karsinogenisitas sendiri merupakan sifat kimiawi yang dapat menyebabkan pengendapan dan kerusakan pada paru-paru. Bayangkan saja, menggunakan disinfektan saja pada besi bisa menimbulkan karat, apalagi efeknya langsung ke tubuh.

Mengingat bahaya yang ditimbulkan, ruang sterilisasi yang saat ini disediakan oleh banyak pemerintah dan lembaga daerah juga menjadi subyek kontroversi. Dikutip dari laman CNN, Ketua LIPI Laksana Tri Handoko juga tidak merekomendasikan untuk menggunakannya. kamera atau bilik disinfektan cairan kimia. Ia menambahkan, kamera semacam itu biasanya dipasang di laboratorium yang personelnya memakai pakaian pelindung lengkap, seperti astronot. Jangan dioleskan langsung ke kulit atau wajah.

Pakaian lengkap masuk ke ruang sterilisasi melalui situs web www.cleanroomtechnology.com

Sementara menurut Tempo , Guru Besar Universitas Airlangga Charul Anwar Nidom menjelaskan, bilik sterilisasi yang dipasang di sejumlah tempat di Kota Surabaya aman bagi manusia jika campurannya tepat. Dijelaskan di bawah ini, zat aktif diberi nama Benzalkonium klorida (biasanya untuk penyemprotan ternak) digunakan dalam konsentrasi rendah sehingga aman untuk manusia.

Jadi bagaimana menurutmu, Geiss? Mencuci tangan dengan sabun masih menjadi cara paling efektif untuk menghilangkan virus yang menempel di tangan atau bagian tubuh lainnya. Tidak perlu menyemprot kerumunan dengan disinfektan, cukup gunakan cairan tersebut untuk menyemprot benda atau menyeka permukaan. Bahkan jika Anda memasuki ruang sterilisasi, pastikan kulit, mata, atau wajah Anda tidak terbuka.