6 perbedaan sayuran organik dan konvensional. Bahkan tanpa label, itu terlihat dengan mata telanjang

Gaya hidup sehat mulai mendorong masyarakat untuk mengonsumsi sayuran organik. Menurut definisinya sendiri, sayuran organik adalah sayuran yang ditanam tanpa menggunakan bahan kimia, baik melalui proses pemupukan maupun penyemprotan hama. Saat ini, banyak orang menjual sayuran organik. segar dari taman. Biasanya, pemasok sayuran organik mendistribusikannya ke supermarket serta penjual online dan pedagang pasar.

Membedakan sayuran organik dengan sayuran biasa sebenarnya tidak begitu sulit, karena biasanya informasi tersebut tertera pada kemasan produk. Namun jika ternyata informasi tersebut tidak ada pada kemasan produk, tentunya hal ini akan menjadi PR tersendiri. Apalagi jika membelinya langsung dari pedagang di pasar. Mau tidak mau, Anda perlu mengenali ciri-ciri sayuran organik agar tidak salah beli. Berikut cara mudah membedakan sayuran organik dan non-organik.

1. Perbedaan paling umum antara sayuran organik dan konvensional adalah sistem penanamannya.

cara menanam | Kredit: Daftar Markus melalui unsplash.com

Mulai dari pemilihan bibit hingga proses pemanenan, sayuran organik sama sekali tidak menggunakan bahan kimia. Pengolahan tanah juga dilakukan seminimal mungkin agar mikroorganisme di dalamnya dapat berkembang secara normal. Untuk pemupukan sendiri, sayuran atau buah organik biasanya menggunakan pupuk kompos, sedangkan sayuran non organik lebih sering menggunakan pupuk kimia buatan pabrik. Namun karena kurangnya bahan kimia, termasuk untuk pengendalian hama, kemungkinan gagal panen sayuran organik lebih tinggi daripada sayuran konvensional.

2. Daun sayuran organik berlubang lebih banyak dari sayuran biasa.

daun dengan lubang dan bintik-bintik | Kredit: Louis Hansel @shotsoflouis melalui unsplash.com

Berbeda dengan sayuran biasa yang terlihat lebih halus, sayuran organik justru memiliki banyak noda dan lubang pada daunnya. Ini karena daunnya dimakan hama karena tidak menggunakan pestisida. Sementara itu, perbedaan sayuran organik dan hidroponik yang paling kentara terletak pada penampilannya. Karena ditanam di air, sayuran hidroponik relatif lebih mengkilat dan terlihat lebih segar. Daunnya jarang berbintik-bintik atau berlubang.

3. Ukuran sayuran organik lebih kecil dari sayuran konvensional.

daun kecil | kredit: Adolfo Felix melalui unsplash.com

Penggunaan benih lokal dalam sistem tanam organik membuat sayuran berukuran lebih kecil dan tidak merata. Terlebih lagi, tidak ada bahan kimia yang ditambahkan ke sayuran organik untuk mempercepat pertumbuhannya. Selain itu, sayuran organik tampak lebih pucat dari sayuran biasa. Namun, bukan berarti sayuran organik kurang bergizi. Padahal, manfaat sayuran organik lebih besar karena tidak mengalami proses kimia selama proses penanamannya. Beberapa contoh sayuran organik yang lebih kecil adalah selada dan pakka.

4. Dibandingkan sayuran konvensional, sayuran organik jauh lebih segar dan enak. Namun sayangnya tidak disimpan dalam waktu lama.

rasa enak | kredit: Buenosia Carol melalui www.pexels.com

Selain tampilannya, ternyata rasa sayur organik dan non organik sangat berbeda. Umumnya sayuran organik lebih segar dan enak dibandingkan sayuran biasa karena tidak terkontaminasi bahan kimia. Bahkan sayuran organik pun tidak berbau seperti sayuran biasa. Sayangnya, meski distributor sayuran organik selalu memperlakukannya dengan baik, sayuran ini tidak bisa disimpan lama. Sementara sayuran biasanya dapat disimpan selama 3 hingga 4 hari, sayuran organik justru sebaliknya. Alasannya tentu karena sayuran tidak menggunakan bahan kimia selama proses penanamannya.

Namun hati-hati karena ada penjual nakal yang terkadang melakukan waxing sayuran organik agar terlihat lebih segar. Kalau mau aman, beli dan kunjungi petaninya langsung. Anda bisa pergi ke Kebun Sayur Organik Merbabu atau Kebun Sayur Organik Bandung.

5. Dalam hal makan sayuran organik dan non-organik, mana yang lebih sehat?

makanan yang sama | kredit: WILLIAM ISMAEL melalui www.flickr.com

Beberapa orang percaya bahwa nilai gizi dan manfaat sayuran organik lebih besar daripada sayuran biasa. Namun menurut guru besar food service dari IPB, Prof. Dr. Ir. Ali Homsan M.S. di halaman Tirto Tidak ada bukti ilmiah bahwa sayuran organik lebih sehat daripada non-organik. Menurutnya, istilah “sehat” lebih mengacu pada dampak terhadap lingkungan, bukan pada bagian tubuh manusia. Namun ia juga tidak mengabaikan fakta bahwa sayuran organik sebenarnya lebih aman karena tidak terkontaminasi pestisida. Namun, sayuran organik harus dicuci terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.

Dengan demikian, manfaat utama sayuran organik tidak serta merta menggantikan fungsi sayuran non organik. Padahal, sayuran organik sama sehatnya dengan sayuran biasa, hanya saja lebih aman.

6. Sayuran organik lebih mahal daripada sayuran konvensional karena memerlukan pemrosesan tambahan selama penanaman dan penyimpanan.

mereka mahal | kredit: commons wikimedia melalui commons.wikimedia.org

Ada beberapa faktor yang membuat harga sayuran organik menjadi lebih mahal. Pertama, yaitu proses menanam dan merawat sayuran yang membutuhkan waktu, tempat, dan tenaga yang lebih banyak. Kemudian ketersediaan sayuran organik yang masih langka di pasaran mendorong kenaikan harga. Terakhir, petani yang menanam sayuran organik harus mendapatkan sertifikat terlebih dahulu agar bisa memasang label organik pada kemasan produknya. Ada cara untuk lebih hemat agar bisa makan sayuran organik. Yakni, menanam sendiri sayuran organik cepat panen di sekitar rumah.

Padahal, sayuran organik menjadi alternatif bagi Anda yang ingin mengonsumsi makanan organik yang aman bagi tubuh. Dengan mengonsumsi sayuran organik, Anda tidak perlu khawatir akan paparan bahan kimia.