Pilar Narasi — Tren liburan keluarga Indonesia ke luar negeri terus meningkat, terutama menjelang musim liburan akhir tahun. Negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, Thailand, Singapura, hingga negara Eropa menjadi destinasi favorit karena menawarkan pengalaman baru bagi anak-anak. Banyak orang tua memanfaatkan momen libur panjang untuk memberikan edukasi wisata sekaligus memperkenalkan budaya baru kepada buah hati.
Namun di tengah tingginya minat perjalanan internasional, para ahli kesehatan mengingatkan agar orang tua tidak mengabaikan persiapan medis bagi anak, terutama terkait vaksinasi. Pasalnya, perjalanan antarnegara membawa potensi paparan virus dan bakteri yang berbeda dengan kondisi di Indonesia.
Dokter Anak: Vaksin adalah Perlindungan Utama
Menurut sejumlah dokter anak, vaksin menjadi garis perlindungan pertama ketika membawa anak bepergian ke luar negeri. Anak-anak memiliki sistem imun yang belum sekuat orang dewasa dan lebih rentan terpapar penyakit menular yang mungkin tidak umum di Indonesia.
Dokter menegaskan bahwa vaksin bukan hanya untuk memenuhi persyaratan masuk negara tertentu, tetapi juga sebagai bentuk perlindungan agar anak tidak sakit saat dan setelah perjalanan.
“Bepergian lintas negara membuat anak bertemu lingkungan baru. Vaksin memberikan perlindungan agar mereka tidak rentan terkena penyakit yang sedang beredar di negara tujuan,” ujar seorang dokter spesialis anak dari Jakarta.
Jenis Vaksin yang Perlu Dipertimbangkan
Orang tua dianjurkan berkonsultasi dengan dokter minimal 4–6 minggu sebelum keberangkatan untuk mengetahui jenis vaksin yang dibutuhkan. Setiap negara memiliki risiko penyakit endemik berbeda.
Berikut beberapa vaksin yang biasanya direkomendasikan:
1. Vaksin Influenza
Wajib dipertimbangkan terutama untuk bepergian ke negara empat musim yang sedang mengalami musim dingin. Flu di negara tersebut sering kali lebih berat dan mudah menular.
2. Vaksin MMR (Campak, Gondong, Rubella)
Banyak negara masih melaporkan kasus campak, dan anak yang belum menerima dosis lengkap sangat rentan tertular selama perjalanan atau saat berada di bandara internasional.
3. Vaksin Hepatitis A dan B
Diperlukan untuk negara dengan risiko tinggi paparan makanan atau minuman yang terkontaminasi. Ini penting jika anak suka mencoba kuliner lokal.
4. Vaksin Tifoid
Wajib bagi anak yang bepergian ke negara dengan tingkat kebersihan makanan yang bervariasi.
5. Vaksin Meningitis
Menjadi persyaratan utama jika bepergian ke Arab Saudi, terutama bagi jamaah haji dan umrah. Namun beberapa negara Afrika juga memiliki risiko serupa.
6. Vaksin Japanese Encephalitis (JE)
Diperlukan jika berwisata ke negara Asia Timur dan Asia Tenggara tertentu, seperti Jepang atau Thailand, terutama jika banyak aktivitas luar ruangan.
7. Vaksin Rabies
Diperlukan jika destinasi memiliki interaksi dengan hewan liar atau taman alam.
Perbedaan Risiko di Setiap Negara
Dokter menjelaskan bahwa risiko kesehatan setiap negara berbeda. Misalnya, negara tropis di Asia Tenggara memiliki risiko infeksi seperti demam berdarah dan tifoid, sementara negara empat musim lebih tinggi risikonya terhadap influenza dan pneumonia.
Selain itu, negara-negara seperti Afrika dan Amerika Selatan memiliki risiko penyakit endemik tertentu yang lebih serius. Karena itu, orang tua tak boleh menyamakan persiapan kesehatan anak saat bepergian ke negara tetangga dengan bepergian ke benua lain.
Perhatikan Jadwal Vaksin Dasar Anak
Selain vaksin tambahan untuk perjalanan, dokter juga menekankan bahwa vaksin dasar nasional harus sudah lengkap. Banyak kasus anak mengalami penurunan daya tahan tubuh saat traveling karena stress, perubahan suhu, dan kelelahan.
Vaksin dasar seperti DPT, polio, campak, dan pneumokokus adalah fondasi utama sebelum mempertimbangkan vaksin tambahan. Jika jadwal vaksin anak tertunda, dokter menyarankan melakukan catch-up immunization sebelum berangkat.
Waktu Ideal Melakukan Vaksinasi Sebelum Berangkat
Dokter menyarankan agar orang tua mulai mempersiapkan vaksinasi 4–6 minggu sebelum keberangkatan. Hal ini penting agar vaksin memberikan kekebalan maksimal sebelum anak terpapar lingkungan baru.
Beberapa vaksin memerlukan dosis lebih dari satu, sementara vaksin lain butuh waktu untuk membentuk antibodi. Jika terlalu mepet, efektivitas vaksin mungkin belum optimal.
Tidak Semua Vaksin Wajib, tetapi Sangat Disarankan
Dokter menegaskan bahwa sebagian besar vaksin untuk traveling tidak bersifat wajib kecuali untuk negara tertentu yang memasukkannya sebagai persyaratan imigrasi. Namun, vaksin tetap disarankan demi mencegah risiko sakit di tengah liburan.
Dalam banyak kasus, keluarga yang tidak mempersiapkan vaksinasi cukup sering harus mengubah itinerary, membatalkan perjalanan, atau mengalami biaya tambahan karena anak sakit selama berada di luar negeri.
Tips Tambahan Menjaga Kesehatan Anak Selama Traveling
Selain vaksinasi, dokter mengingatkan beberapa hal lain yang perlu diperhatikan:
- Pastikan anak cukup tidur sebelum dan selama perjalanan
- Bawa obat-obatan pribadi, termasuk obat demam, obat alergi, dan oralit
- Jaga higienitas makanan dan minuman, terutama dari pedagang kaki lima
- Tetap gunakan masker di area ramai, terutama bandara dan transportasi umum
- Pastikan anak terhidrasi, terutama di negara dengan cuaca ekstrem
- Gunakan pakaian hangat jika bepergian ke negara dingin
Kombinasi vaksinasi lengkap dan kebiasaan sehat membuat perjalanan jauh lebih aman bagi anak.
Orang Tua Diminta Tidak Menunda Persiapan
Dokter dan tenaga medis berharap orang tua semakin paham pentingnya persiapan kesehatan sebelum traveling. Perjalanan internasional seharusnya membawa pengalaman menyenangkan, bukan risiko kesehatan yang bisa dicegah sejak awal.
Semakin banyak orang tua yang peduli terhadap vaksinasi, semakin kecil risiko anak mengalami penyakit menular saat bepergian. Dengan perencanaan matang, liburan keluarga tidak hanya menjadi aktivitas menyenangkan, tetapi juga aman dan sehat untuk buah hati.